Selasa, 02 Maret 2010

Riset Question

Mengapa manusia perlu pendidikan?

Manusia adalah makhluk yang bermoral dan zoon ppoliticon dan manusia ini sejak lahirnya belum ada bekal atau kebiasaan/budaya dalam pribadinya oleh sebab itu manusia berpikir perlu mengembang kepribadiannya baik dalm bentuk perbuatan maupun pengetahuannya karena manusia ini tidaklah sempurna dilahirkan. Manusia juga butuh pendidikan agar dapat meningkatkan taraf kehidupannnya dimana pun ia berada. Hal yang wajar kalau seseorang membutuhkan pendidikan berarti dia ingin menjadi manusia yang intelektual serta dapat beradaptasi.
Zaman terus berkembang dan berubah bertambah maju, jika manusia tidak dibekali dengan pendidikan manusia tidak bisa berbuat apa-apa.
Dengan pendidikan kita jadi lebih siap dalam menghadapi tantangan hidup, dalam segala aspek. Pendidikan adalah sarana untuk mengerti apa yang terjadi di sekitar kita. Kita bisa tau aksi apa aja yang terjadi dalm kehidupan, dan nantinya bisa mempertimbangkan reaksi yang tepat untuk menanggapinya.

Dalam hidupnya manusia digerakan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu, dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam masyarakat. Manusia bukan hanya mempunyai kemampuan-kemampuan, tetapi juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, dan juga tidak hanya mempunyai sifat-sifat yang baik, namun juga mempunyai sifat-sifat yang kurang baik.
Menurut pandangan pancasila, manusia mempunyai keinginan untuk mempertahankan hidup dan menjaga kehidupan lebih baik. Ini merupakan naluri yang paling kuat dalam diri manusia. Pancasila sebagai falsafah hidup manusia Indonesia, memberikan pedoman bahwa kehidupan manusia didasarkan atas keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia sebagai individu, hubungan manusia dengan masyarakat, hubungan manusia dengan alam, hubungan bangsa dengan bangsa, dan hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun manusia dalam mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah.
Ajaran Islam memandang manusia sebagai tubuh, akal dan hati nurani. Potensi dasar manusia yang dikembangkan itu, tidak lain adalah bertuhan dan cenderung kepada kebaikan bersih dari dosa, berilmu pengetahuan serta bebas memilih dan berkreasi. kemampuan kreatif manusia pun berkembang secara bertahap sesuai ukuran tingkat kekuatan dan kelemahan unsur penunjang kreativitas seperti pendengaran, penglihatan serta pikiran. Sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi, manusia dituntut mampu mengelola alam dengan beragam ilmu pengetahuan.
Tampaklah bahwa manusia itu sangat membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan dianalisis secara murni.

Sistem pendidikan yang ada di negeri ini sepertinya sistem yang masih tambal sulam. Padahal di negeri ini tidak kurang akan orang-orang yang katanya pintar buktinya profesor banyak, doktor apalagi belum yang bergelar master dan sarjana tak terhitunglah. Upaya pemerintah untuk perbaikan sistem pendidikan masih berjalan setengah-setengah belum lagi adanya "orang-orang lama" yang menghendaki "status quo" tetap berjalan. Dimana sebenarnya ditingkat pengambil kebijakan sudah ada kesepakatan-kesepakatan yang terlihat sangat berpihak pada rakyat katakanlah. Namun, ternyata ditingkatan bawah atau ditingkatan pelaksana yang sudah tersistemkan dengan sistem lama yang sama sekali berbeda dengan sistem yang baru masih menerapkan cara-cara lama sehingga banyak sekali kesepakatan dan kebijakan yang begitu merakyat ditingkatan pengambil kebijakan tidak bisa dilaksanakan ditingkatan bawah.

Memperbaiki sistem itu memang sama dengan mengurai benang kusut yang membutuhkan kesabaran dan waktu yang cukup lama. Tapi kita perlu menginggat bahwa sistem pendidikan adalah sistem yang bekerja pada manusia. Sifat manusia pada dasarnya adalah dinamis sehingga perlu sistem yang fleksibel untuk mengikuti kedinamisan manusia. Pendidikan kita saat ini mungkin tidak akan relevan lagi bagi cucu dan buyut kita dimasa mendatang. Seorang pendidik sejati, Rasulullah Muhammad SAW pernah menginggatkan bahwa "Didiklah anak-anakmu sesuai dengan zamannya".

Ketika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di gulirkan banyak pihak yang merasa senang bahwa sekolah mendapatkan kesempatan untuk menentukan sendiri arah atau model pendidikan disekolahnya. Namun, kemudian kemudian harapan itu sirna kembali ketika ternyata masih ada ujian nasional atau UAN yang membuat model pendidikan yang diberikan sekolah harus kembali lagi seragam. Tak terbayangkan memang ketika KTSP ini harus dilakukan disekolah-sekolah negeri yang 1 kelas muridnya bisa sampai 40-50 orang, sementara gurunya hanya 1 orang. Sungguh jauh panggang dari api atau bagai punguk merindukan bulan. Sesuatu yang harus kita perbaiki adalah paradigma pemikiran. Baik itu dari para pengambil kebijakan (para pejabat di kementrian), para pelaksana di tingkat managerial (Para pejabat di tingkat dinas baik propinsi maupun kabupaten) sampai pada para pelaksana di lapangan (para guru). Paradigma yang semestinya ada pada diri orang-orang yang terlibat dalam sistem pendidikan ini adalah sebagaimana paradigma Rasulullah SAW. Bahwa anak-anak dan cucu kita akan berhadapan dengan zaman yang sama sekali berbeda dengan zaman kita ini. Juga paradigma bahwa pendidikan harus diseragamkan padahal setiap manusia memiliki potensi yang berbeda-beda.

Yang perlu diingat bahwa siswa atau anak-anak kita bukanlah obyek pendidikan tapi mereka juga adalah subyek pendidikan dimana dalam konsep pendidikan sejati bahwa semua orang harus belajar dan terus belajar. Tetaplah merasa hijau (ever green) karena kalau sudah merasa matang maka ciri-cirinya ia akan segera busuk. Apalagi dalam salah satu ajaran agama islam bahwa menuntut itu hukumnya wajib dari sejak dibuaian ibu sampai akan memasuki liang lahat. Sistem pendidikan yang paling baik tentunya yang dapat mengikuti perkembangan zaman artinya pendidikan kehidupan life skill education adalah yang paling tepat. Melihat fenomena yang ada berbagai alternatif pendidikan muncul dari homeschooling sampai ada sekolah alam.

Yang terakhir ini idenya sangat brilian dan cukup menjadi alternatif yang banyak dikejar oleh orang tua. Dengan konseptor Bpk Lendo Novo beliau melihat bahwa sistem pendidikan yang baik adalah yang kembali kepada alam atau dalam istilah beliau berguru kepada alam. Dengan konsep teladannya juga mengacu pada orang yang sukses dunia dan akhirat yaitu Rasulullah SAW. Memang dalam perjalanannya sekolah alam banyak mendapat sorotan. Bahkan untuk mendapat izin pendirian dari Dinas Pendidikan saja sangat sulit dan memang dipersulit. Tetapi salutnya sekolah ini tetap bisa berjalan dan eksis untuk turut serta untuk meningkatkan dan memajukan pendidikan di Indonesia.
sumber : http://organisasi.org/mencari-sistem-pendidikan-yang-memanusiakan-manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar